--> Skip to main content

SEJARAH TODDO LIMAYYA MAROS


Bagi warga Kabupaten Maros, Sulawesi selatan, Indonesia, Udara kemerdekaan yang kini dihirup masyarakat saat ini tidak dapat dilepaskan dari Toddo Limayya atau bergabungnya 5 Kerajaan yang bertekat untuk mengusir para penjajah dari muka bumi indonesia. Sebuah visual kami sajikan untuk kembali mengingatkan kita akan sejarah kelam dan semangat para pejuang dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Cerita bermula adanya reaksi dari isi Perjanjian Bongayya yang menyatakan seluruh wilayah yang telah ditaklukkan penjajah, maka secara otomatis menjadi wilayah kedaulatan Kompeni yang saat itu ditandatangani oleh Raja Gowa Sultan Hasanuddin. Perjanian tersebut dianggap dapat mengganggu kondisi masyarakat yang saat itu teah hidup berdampingan dengan damai, sehingga penolakan pun ditujukkan dengan berikrarnya lima kerajaan yang kemudian dikenal sebagai Toddo Limayya.

Kelima Kerajaan tersebut masing masing, Kerajaan Tanralili, Kerajaan Turikale, Kerajaan Simbang,Kerajaan Bontoa, dan Kerajaan lau yang menyatakan Ikrar untuk membangun kekuatan bersama kerajaan Induk yaitu Kerjaan marusu untuk tidak tunduk terhadap perjanjian Bongayya dan sebaliknya melakukan perlawanan.
-------------------------------------------


For the citizens of Maros Regency, South Sulawesi, Indonesia, the air of independence now inhaling by society today can not be separated from Toddo Limayya or the joining of the 5 Kingdoms who are determined to expel the invaders from the face of the Indonesian earth. A visual we present to remind us again of the dark history and spirit of the fighters in defending the Unitary State of the Republic of Indonesia.
The story begins with the reaction of the contents of the Bongayya Agreement which declares all the territory that the occupation has conquered, it automatically becomes the sovereign territory of the Company which was then signed by King Gowa Sultan Hasanuddin. The aforementioned deeds could disrupt the condition of the people who at that time had coexisted peacefully, so the rejection was shown by the vow of five kingdoms which became known as Toddo Limayya.

The five Kingdoms respectively, the Kingdom of Tanralili, the Turikale Kingdom, the Simbang Kingdom, the Bontoa Kingdom, and the Kingdom of Lau which declare the Pledge to build a common power of the Mother Kingdom, namely the Work of Marusu not to be subordinate to the Bongayya treaty and vice versa.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar